THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Find Blog

Sabtu, 23 Mei 2009

Komponen Rig

Apa saja komponen rig ?

Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar :
1. Hoisting system : fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.
2. Rotary system : berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.
3. Circulation system : untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shaker berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran (cutting) dari lumpur; desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.
4. Blowout prevention system : peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
5. Power system : yaitu sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar.


Rig

Apakah rig ? Apa saja jenis-jenisnya ?

Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur.
Umumnya, rig dikategorikan menjadi dua macam menurut tempat beroperasinya :
1. Rig darat (land-rig) : beroperasi di darat.
2. Rig laut (offshore-rig) : beroperasi di atas permukaan air (laut, sungai,
rawa-rawa, danau atau delta sungai).

Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air :
1. Swamp barge : kedalaman air maksimal 7m saja. Sangat umum dipakai
di daerah rawa-rawa atau delta sungai.
2. Tender barge : mirip swamp barge tetapi di pakai di perairan yang
lebih dalam.
3. Jackup rig : platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau
empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat
dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai
menginjak dasar laut. Terus badan rig akan diangkat
sampai di atas permukaan air sehingga bentuknya
menjadi semacam platform tetap. Untuk berpindah dari
satu tempat ke tempat lain, semua kakinya haruslah
dinaikan terlebih dahulu sehingga badan rig mengapung
di atas permukaan air. Lalu rig ini ditarik
menggunakan beberapa kapal tarik ke lokasi yang
dituju. Kedalaman operasi rig jackup adalah dari 5m
sampai 200m.
4. Drilling jacket : platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan
cocok dipakai di laut tenang dan dangkal. Sering
dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
5. Semi-submersible rig : sering hanya disebut “semis” merupakan rig jenis
mengapung. Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan
tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di
permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam
baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu
mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering
digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig
jackup. Karena karakternya yang sangat stabil, rig
ini juga popular dipakai di daerah laut berombak
besar dan bercuaca buruk.
6. Drill ship : prinsipnya menaruh rig di atas sebuah kapal laut.
Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi
kapal dikontrol oleh sistem thruster berpengendali
komputer. Dapat bergerak sendiri dan daya muatnya yang
paling banyak membuatnya sering dipakai di daerah
terpencil atau jauh dari darat.

Dari fungsinya, rig dapat digolongkan menjadi dua macam :
1. Drilling rig : rig yang dipakai untuk membor sumur, baik sumur baru, cabang
sumur baru maupun memperdalam sumur lama.
2. Workover rig : fungsinya untuk melakukan sesuatu terhadap sumur yang telah
ada, misalnya untuk perawatan, perbaikan, penutupan, dsb.






EOR (Enhanced Oil Recovery)



Apa yang dimaksud dengan Enhanced Oil Recovery ?

EOR merupakan teknik lanjutan untuk mengangkat minyak jika berbagai teknik dasar sudah dilakukan tetapi hasilnya tidak seperti yang diharapkan atau tidak ekonomis. Ada tiga macam teknik EOR yang umum :
Teknik termal : menginjeksikan fluida bertemperatur tinggi ke dalam formasi untuk menurunkan viskositas minyak sehingga mudah mengalir. Dengan menginjeksikan fluida tersebut, juga diharapkan tekanan reservoir akan naik dan minyak akan terdorong ke arah sumur produksi.
Proses miscible : menginjeksikan fluida pendorong yang akan bercampur dengan minyak untuk lalu diproduksi. Fluida yang digunakan misalnya larutan hidrokarbon, gas hidrokarbon, CO2 ataupun gas nitrogen.