Ada berapa macam jenis sumur ?
Di dunia perminyakan umumnya dikenal tiga macam jenis sumur :
Pertama, sumur eksplorasi (sering disebut juga wildcat) yaitu sumur yang dibor untuk menentukan apakah terdapat minyak atau gas di suatu tempat yang sama sekali baru.
Jika sumur eksplorasi menemukan minyak atau gas, maka beberapa sumur konfirmasi (confirmation well) akan dibor di beberapa tempat yang berbeda di sekitarnya untuk memastikan apakah kandungan hidrokarbonnya cukup untuk dikembangkan.
Ketiga, sumur pengembangan (development well) adalah sumur yang dibor di suatu lapangan minyak yang telah eksis. Tujuannya untuk mengambil hidrokarbon semaksimal mungkin dari lapangan tersebut.
Istilah persumuran lainnya :
• Sumur produksi : sumur yang menghasilkan hidrokarbon, baik minyak, gas
ataupun keduanya. Aliran fluida dari bawah ke atas.
• Sumur injeksi : sumur untuk menginjeksikan fluida tertentu ke dalam formasi
(lihat Enhanced Oil Recovery di bagian akhir). Aliran fluida dari atas ke
bawah.
• Sumur vertikal : sumur yang bentuknya lurus dan vertikal.
• Sumur berarah (deviated well, directional well) : sumur yang bentuk
geometrinya tidak lurus vertikal, bisa berbentuk huruf S, J atau L.
• Sumur horisontal : sumur dimana ada bagiannya yang berbentuk horisontal.
Merupakan bagian dari sumur berarah.
Find Blog
Jumat, 22 Mei 2009
Jenis Sumur Pemboran
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.50 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Minyak
Setelah kita yakin telah menemukan minyak, apa selanjutnya ?
Setelah mengevaluasi reservoir, selanjutnya tahap mengembangkan reservoir. Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur (casing) dan penyemenan (cementing). Lalu proses completion untuk membuat sumur siap digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup produksi beserta asesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa kalau diperlukan, dsb. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-evaluation untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging yang dapat dilakukan pada saat sumur masih dibor ataupun sumurnya sudah jadi.
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.45 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Cara Menemukan Minyak
Bagaimana caranya menemukan minyak bumi ?
Ada berbagai macam cara : observasi geologi, survei gravitasi, survei magnetik, survei seismik, membor sumur uji, atau dengan educated guess dan faktor keberuntungan.
Survei gravitasi : metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkan perbedaan densitas material di struktur geologi kulit bumi.
Survei magnetik : metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan.
Kedua survei ini biasanya dilakukan di wilayah yang luas seperti misalnya suatu cekungan (basin). Dari hasil pemetaan ini, baru metode seismik umumnya dilakukan.
Survei seismik menggunakan gelombang kejut (shock-wave) buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitarnya. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receivers sebagai pulsa tekanan (oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital menjadi sebuah peta akustik bawah permukaan untuk kemudian dapat diinterpretasikan.
Aplikasi metode seismik :
1. Tahap eksplorasi : untuk menentukan struktur dan stratigrafi endapan dimana sumur nanti akan digali.
2. Tahap penilaian dan pengembangan : untuk mengestimasi volume cadangan hidrokarbon dan untuk menyusun rencana pengembangan yang paling baik.
3. Pada fase produksi : untuk memonitor kondisi reservoir, seperti menganalisis kontak antar fluida reservoir (gas-minyak-air), distribusi fluida dan perubahan tekanan reservoir.
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.39 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Sejarah Minyak dan Gas Bumi
Sejarah Minyak dan Gas Bumi
Bagaimana terjadinya minyak dan gas bumi ?
Ada tiga faktor utama dalam pembentukan minyak dan/atau gas bumi, yaitu : Pertama, ada “bebatuan asal” (source rock) yang secara geologis memungkinkan terjadinya pembentukan minyak dan gas bumi.
Sejarah Minyak dan Gas Bumi
Kedua, adanya perpindahan (migrasi) hidrokarbon dari bebatuan asal menuju ke “bebatuan reservoir” (reservoir rock), umumnya sandstone atau limestone yang berpori-pori (porous) dan ukurannya cukup untuk menampung hidrokarbon tersebut.
Ketiga, adanya jebakan (entrapment) geologis. Struktur geologis kulit bumi yang tidak teratur bentuknya, akibat pergerakan dari bumi sendiri (misalnya gempa bumi dan erupsi gunung api) dan erosi oleh air dan angin secara terus menerus, dapat menciptakan suatu “ruangan” bawah tanah yang menjadi jebakan hidrokarbon. Kalau jebakan ini dilingkupi oleh lapisan yang impermeable, maka hidrokarbon tadi akan diam di tempat dan tidak bisa bergerak kemana-mana lagi.
Temperatur bawah tanah, yang semakin dalam semakin tinggi, merupakan faktor penting lainnya dalam pembentukan hidrokarbon. Hidrokarbon jarang terbentuk pada temperatur kurang dari 65 oC dan umumnya terurai pada suhu di atas 260 oC. Hidrokarbon kebanyakan ditemukan pada suhu moderat, dari 107 ke 177 oC.
Apa saja komponen-komponen pembentuk minyak bumi ?
Minyak bumi merupakan campuran rumit dari ratusan rantai hidrokarbon, yang umumnya tersusun atas 85% karbon (C) dan 15% hidrogen (H). Selain itu, juga terdapat bahan organik dalam jumlah kecil dan mengandung oksigen (O), sulfur (S) atau nitrogen (N).
Apakah ada perbedaan dari jenis-jenis minyak bumi ?. Ya, ada 4 macam yang digolongkan menurut umur dan letak kedalamannya, yaitu: young-shallow, old-shallow, young-deep dan old-deep. Minyak bumi young-shallow biasanya bersifat masam (sour), mengandung banyak bahan aromatik, sangat kental dan kandungan sulfurnya tinggi. Minyak old-shallow biasanya kurang kental, titik didih yang lebih rendah, dan rantai paraffin yang lebih pendek. Old-deep membutuhkan waktu yang paling lama untuk pemrosesan, titik didihnya paling rendah dan juga viskositasnya paling encer. Sulfur yang terkandung dapat teruraikan menjadi H2S yang dapat lepas, sehingga old-deep adalah minyak mentah yang dikatakan paling “sweet”. Minyak semacam inilah yang paling diinginkan karena dapat menghasilkan bensin (gasoline) yang paling banyak.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk membentuk minyak bumi ?
Sekitar 30-juta tahun di pertengahan jaman Cretaceous, pada akhir jaman dinosaurus, lebih dari 50% dari cadangan minyak dunia yang sudah diketahui terbentuk. Cadangan lainnya bahkan diperkirakan lebih tua lagi. Dari sebuah fosil yang diketemukan bersamaan dengan minyak bumi dari jaman Cambrian, diperkirakan umurnya sekitar 544 sampai 505-juta tahun yang lalu.
Para geologis umumnya sependapat bahwa minyak bumi terbentuk selama jutaan tahun dari organisme, tumbuhan dan hewan, berukuran sangat kecil yang hidup di lautan purba. Begitu organisme laut ini mati, badannya terkubur di dasar lautan lalu tertimbun pasir dan lumpur, membentuk lapisan yang kaya zat organik yang akhirnya akan menjadi batuan endapan (sedimentary rock). Proses ini berulang terus, satu lapisan menutup lapisan sebelumnya. Lalu selama jutaan tahun berikutnya, lautan di bumi ada yang menyusut atau berpindah tempat.
Deposit yang membentuk batuan endapan umumnya tidak cukup mengandung oksigen untuk mendekomposisi material organik tadi secara komplit. Bakteri mengurai zat ini, molekul demi molekul, menjadi material yang kaya hidrogen dan karbon. Tekanan dan temperatur yang semakin tinggi dari lapisan bebatuan di atasnya kemudian mendistilasi sisa-sisa bahan organik, lalu pelan-pelan mengubahnya menjadi minyak bumi dan gas alam. Bebatuan yang mengandung minyak bumi tertua diketahui berumur lebih dari 600-juta tahun. Yang paling muda berumur sekitar 1-juta tahun. Secara umum bebatuan dimana diketemukan minyak berumur antara 10-juta dan 270-juta tahun.
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.31 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Thru-Tubing Systems (TTS)
Thru-Tubing Systems (TTS) is an engineering, manufacturing, and service company specializing in thru-tubing workover/completion systems, sand control systems and cased hole systems (X-Span).
TTS offers a variety of thru-tubing packer systems from retrievable dual seal bore type to compression set, tension set, inflatable and permanent seal bore types.
TTS has developed many innovative applications designed to allow the oil and gas operator to successfully conduct well bore remedies using a coil tubing and/or wireline unit.
These services and related components are designed to give the operator a viable option to conventional rig type workovers for many remedial well bore operations
SERVICES
No one can accurately predict what might happen downhole all the time. That's why we often dispatch a complete mobile workshop to support our downhole tool assemblies. For complex jobs, this TTS capability can be invaluable. Experienced TTS personnel can change-out entire BHAs, quickly redress tools between runs, or add components to modify job procedures on the fly. And whenever we can save time, you save money by getting your well back on-stream faster.
Running / Retrieving Services
• Isolation assemblies
• Velocity strings
• Completion accessories
• Flow control services
Thru Tubing Fishing Services
• Nipple / Plugs
• Wireline tool strings
• Parted tubing retrieval
Impact Services
• Shifting sleeves
• Breaking flapper valves
• Jarring while fishing
Downhole Motor Rotating Services
• Cutting
• Milling
• Reaming / Under reaming
• Latching tools
Other Specialized Tools Services
• Chemical cutting
• Window milling
• Venturi junk basket
• Washove
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.15 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Liner Hanger
BAKER OIL TOOLS (Liner Hanger Division)
Since 1929, Baker Oil Tools' Liner Hanger product line has led the industry with the widest variety of liner equipment and premier technology available anywhere.
We continuously develop new technology and improve existing designs enabling us to run and cement liners in even the most severe well conditions.
For example, in horizontal and Multi-lateral wells, the Hydraulic Release setting tool allows the liner to be pushed, pulled or rotated while carrying the liner to bottom, and releases dependably and reliably when you want it to.
The innovative Flex-Lock liner hanger design can be set in the most severe conditions and will support liner loads three times greater than its nearest competitor. Conventional designs for landing collars, float collars and float shoes are being replaced with the Baker's insert float equipment, a modular aluminum design that is installed inside the liner string, eliminating costly premium threading and reducing delivery times. Insert equipment meets demanding industry performance standards and is available "off-the-shelf" to meet all your application needs.
HALLIBURTON (Liner Hangers – Expandable)
Halliburton's VersaFlex® liner hanger system combines industry-leading solid expandable liner hanger technology with a complete range of cementing products and services to bring simplification and reliability to liner hanger installation
VersaFlex® Liner Hanger System
VersaFlex® liner system combines Enventure’s proprietary expandable solid tubular technology with Halliburton’s world-class cementing expertise.
VersaFlex® Liner Hanger System
VersaFlex® liner hanger system combines expandable solid tubular technology with Halliburton's world-class cementing expertise. The integral liner hanger/packer consists of an integral tieback receptacle and expandable solid hanger body onto which are bonded multiple elastomeric elements, which provide both a bi-directional annular seal and all tensile and compressive load capability
- Differentiators
* Less complex completion
* Reduction in potential leak paths
* Multiple redundant sealing (packer) elements
* Field-proven with over 350+ installations
- Benefits
* Eliminate liner top isolation packers (reduced complexity)
* Reduce rig time through faster RIH
* No moving components resulting in improved reliability and fluid flow
* No slip damage to supporting casing
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.14 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Directional Drilling
Directional Drilling adalah Pemboran yang diarahkan menuju target tertentu dengan sudut kemiringan dan arah tertentu.
Tipe-tipe Directional drilling :
1. Shallow deviation type : Belok ditempat dangkal
2. Deep deviation type : Belok ditempat dalam
3. Return to vertical type : Belok ditempat dangkal/dalam kemudian kembali vertical lagi
Metode pengarahan :
1. Stokenburry DP alignment methode
2. Orientasi dasar lubang methode
Alasan-alasan dilakukannya Directional drilling
1. Alasan Topografis :
- HC dibawah sungai, paya2, danau
- HC dibawah bangunan bersejarah, perkotaan atau dibawah tebing yang terjal
2. Alasan Geologis :
- Menghindari kubah garam
- Menghindari patahan
3. Alasan Lain-lain :
- Relief well
- Cluster system
- Menghindari batas
- Side tracking
Masalah-masalah akibat pembelokan lubang :
1. Fatique failure pada DP
2. Key seating
3. Berkurangnya umur DP karena tension akibat dogleg
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiringan dan arah lubang bor
1. Faktor Formasi :
- Miniatur whipstock teori yaitu adanya perlapisan formasi yang berbeda-beda
- Formation drillability teori
- Perlapisan formasi sangat miring
- Boulder (batu besar), gua2 dan fracture
2. Faktor Mekanis :
- DC moment teori yaitu melengkungnya DC karena beban bit yang over
- Bit melengkung karena WOB kecil dan bit balling
- Perubahan BHA akan membentuk lubang yang berbeda
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.04 0 komentar
Label: Minyak dan Gas
Cementing
Ø Penyemenan pada sumur migas adalah pendorongan bubur semen (cement slurry) kedalam lubang sumur, kemudian dibiarkan disana sampai bubur semen tersebut mengeras.
Ø Primary Cementing (penyemenen casing) adalah pendorongan bubur semen kedalam sumur melalui casing, bubur semen keluar dari casing shoe dan kemudian bubur semen terus naik ke annulus antara casing dengan dinding lubang ataupun ke annulus antara casing dengan casing dan dibiarkan bubur semen mengeras disana.
Ø Penyemenan dilakukan dengan menggunakan media coil tubing, drillpipe ataupun dengan metode bertingkat yang diinjeksikan melalui suatu sambungan yang disebut dual stage cementing. Biasanya metode bertingkat di aplikasikan pada sumur-sumur yang dalam.
Ø Bubur semen (cement slurry) terdiri atas campuran :
1. Zat cair (air/minyak), fungsinya agar cement slurry dapat dipompakan.
2. Bubuk semen, fungsinya sebagai padatan yg mempunyai sifat menyemen.
3. Additive, fungsinya untuk mendapatkan sifat-sifat semen yg diinginkan.
Sifat-sifat bubur semen yg dibuat harus disesuaikan dengan formasi yang akan disemen agar hasil penyemenan sesuai dengan yang diinginkan.
Ø Kalo zat cair yg ditambahkan <>
1. Volume bubur semen berkurang.
2. Viskositas semen naik
3. Terjadi gesekan-gesekan di annulus pada waktu pemompaan cement slurry
4. Pressure di annulus naik
5. Formasi yg dilalui bisa rekah
Ø Kalo zat cair yg ditambahkan > kadar maximumnya, maka:
1. Menyebabkan semen mempunyai permeabilitas
2. WOC semen semakin lama
3. Ikatan antar semen tidak solid/rapuh
4. Pekerjaan menjadi tidak efektif
Ø Fungsi Penyemenan
1. Fungsi Primary Cementing :
§ Melekatkan casing dengan formasi
§ Melindungi casing dari karat
§ Melindungi casing dari tekanan formasi
§ Mencegah hubungan formasi-formasi dibelakang casing
§ Menutup zone-zone yang membahayakan operasi pemboran selanjutnya
2. Fungsi Secondary Cementing :
§ Memperbaiki primary cementing yg tidak sempurna
§ Memperbaiki casing yg bocor
§ Menutup lubang perforasi yg salah
§ Menutup lubang terbuka yg tidak diinginkan/lubang yg sudah tidak produktif
§ Sebagai landasan dari alat pembelokan lubang
Ø Cement slurry ditempatkan dalam karung/sack. Berat satu sack semen: 94 lbs dan berat jenis dari cement slurry: 3.1 sampai 3.2 gr/cc. Sumur minyak mempunyai karakter-karakter tertentu sehingga cement slurry harus mempunyai sifat-sifat tertentu yg mana komponen2nya harus disesuaikan pula.
Ø Komponen bubuk semen ada 4 :
1. Tri calcium silicate (C3S)
§ Rumus kimianya : 3CaO SiO2.
§ Komponen ini memberikan strength yg besar.
§ Fungsinya untuk mempercepat proses pengerasan cement.
2. Di calcium silicate (C2S)
§ Rumus kimianya : 2CaO SiO2.
§ Komponen ini tidak tahan terhadap sulfate (cairan yg bersifat korosif).
§ Fungsinya sebagai material penguat semen.
3. Tri calcium alluminate (C3A)
§ Rumus kimianya : 3CaO A1203.
§ Komponen ini tidak tahan terhadap sulfate karena bisa melunakkan semen.
4. Tetra calcium allumino ferrite (C4AF)
§ Rumus kimianya : 4CaO A1203 Fe203
§ Komponen ini memberikan panas hydrasi yg rendah.
Ø Klasifikasi bubuk semen ada 8 :
1. Kelas A
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Tidak tahan terhadap sulfate
§ Semen ini sama dengan semen bangunan
2. Kelas B
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Tahan terhadap sulfate, tersedia tingkatan moderate sampai tinggi
§ Semen ini diaplikasikan untuk zone-zone yg banyak mengandung H2S
3. Kelas C
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Mempunyai strength awal yg tinggi
§
4. Kelas D
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 10000 ft
§ Diaplikasikan untuk suhu dan tekanann formasi yg moderate sampai tinggi
§
5. Kelas E
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 14000 ft
§ Diaplikasikan untuk formasi yg punya suhu dan pressure yg tinggi
§
6. Kelas F
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 10000 ft sampai 16000 ft
§ Diaplikasikan untuk menyemen formasi yg punya suhu dan pressure yg tinggi
7. Kelas G
§ Semen ini semen dasar yg digunakan sampai kedalaman 8000 ft
§
§ Ditambah additive bila diperlukan dalam penggunaanya
8. Kelas H
§ Semen ini semen dasar yg digunakan sampai kedalaman 8000 ft
§ Tersedia untuk tingkat moderate sulfate resistance
§ Ditambah additive bila diperlukan dalam penggunaanya
Klasifikasi semen dari kelas A-F merupakan semen yg tidak ditambah additive dalam penggunaannya, sedangkan klasifikasi semen kelas G-H ditambahi additive bila diperlukan.
Diposting oleh migasnet01_muhammad718 di 23.01 0 komentar
Label: Minyak dan Gas