Ø Penyemenan pada sumur migas adalah pendorongan bubur semen (cement slurry) kedalam lubang sumur, kemudian dibiarkan disana sampai bubur semen tersebut mengeras.
Ø Primary Cementing (penyemenen casing) adalah pendorongan bubur semen kedalam sumur melalui casing, bubur semen keluar dari casing shoe dan kemudian bubur semen terus naik ke annulus antara casing dengan dinding lubang ataupun ke annulus antara casing dengan casing dan dibiarkan bubur semen mengeras disana.
Ø Penyemenan dilakukan dengan menggunakan media coil tubing, drillpipe ataupun dengan metode bertingkat yang diinjeksikan melalui suatu sambungan yang disebut dual stage cementing. Biasanya metode bertingkat di aplikasikan pada sumur-sumur yang dalam.
Ø Bubur semen (cement slurry) terdiri atas campuran :
1. Zat cair (air/minyak), fungsinya agar cement slurry dapat dipompakan.
2. Bubuk semen, fungsinya sebagai padatan yg mempunyai sifat menyemen.
3. Additive, fungsinya untuk mendapatkan sifat-sifat semen yg diinginkan.
Sifat-sifat bubur semen yg dibuat harus disesuaikan dengan formasi yang akan disemen agar hasil penyemenan sesuai dengan yang diinginkan.
Ø Kalo zat cair yg ditambahkan <>
1. Volume bubur semen berkurang.
2. Viskositas semen naik
3. Terjadi gesekan-gesekan di annulus pada waktu pemompaan cement slurry
4. Pressure di annulus naik
5. Formasi yg dilalui bisa rekah
Ø Kalo zat cair yg ditambahkan > kadar maximumnya, maka:
1. Menyebabkan semen mempunyai permeabilitas
2. WOC semen semakin lama
3. Ikatan antar semen tidak solid/rapuh
4. Pekerjaan menjadi tidak efektif
Ø Fungsi Penyemenan
1. Fungsi Primary Cementing :
§ Melekatkan casing dengan formasi
§ Melindungi casing dari karat
§ Melindungi casing dari tekanan formasi
§ Mencegah hubungan formasi-formasi dibelakang casing
§ Menutup zone-zone yang membahayakan operasi pemboran selanjutnya
2. Fungsi Secondary Cementing :
§ Memperbaiki primary cementing yg tidak sempurna
§ Memperbaiki casing yg bocor
§ Menutup lubang perforasi yg salah
§ Menutup lubang terbuka yg tidak diinginkan/lubang yg sudah tidak produktif
§ Sebagai landasan dari alat pembelokan lubang
Ø Cement slurry ditempatkan dalam karung/sack. Berat satu sack semen: 94 lbs dan berat jenis dari cement slurry: 3.1 sampai 3.2 gr/cc. Sumur minyak mempunyai karakter-karakter tertentu sehingga cement slurry harus mempunyai sifat-sifat tertentu yg mana komponen2nya harus disesuaikan pula.
Ø Komponen bubuk semen ada 4 :
1. Tri calcium silicate (C3S)
§ Rumus kimianya : 3CaO SiO2.
§ Komponen ini memberikan strength yg besar.
§ Fungsinya untuk mempercepat proses pengerasan cement.
2. Di calcium silicate (C2S)
§ Rumus kimianya : 2CaO SiO2.
§ Komponen ini tidak tahan terhadap sulfate (cairan yg bersifat korosif).
§ Fungsinya sebagai material penguat semen.
3. Tri calcium alluminate (C3A)
§ Rumus kimianya : 3CaO A1203.
§ Komponen ini tidak tahan terhadap sulfate karena bisa melunakkan semen.
4. Tetra calcium allumino ferrite (C4AF)
§ Rumus kimianya : 4CaO A1203 Fe203
§ Komponen ini memberikan panas hydrasi yg rendah.
Ø Klasifikasi bubuk semen ada 8 :
1. Kelas A
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Tidak tahan terhadap sulfate
§ Semen ini sama dengan semen bangunan
2. Kelas B
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Tahan terhadap sulfate, tersedia tingkatan moderate sampai tinggi
§ Semen ini diaplikasikan untuk zone-zone yg banyak mengandung H2S
3. Kelas C
§ Semen ini dapat digunakan sampai kedalaman 6000 ft
§ Mempunyai strength awal yg tinggi
§
4. Kelas D
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 10000 ft
§ Diaplikasikan untuk suhu dan tekanann formasi yg moderate sampai tinggi
§
5. Kelas E
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 6000 ft sampai 14000 ft
§ Diaplikasikan untuk formasi yg punya suhu dan pressure yg tinggi
§
6. Kelas F
§ Semen ini dapat digunakan untuk kedalaman 10000 ft sampai 16000 ft
§ Diaplikasikan untuk menyemen formasi yg punya suhu dan pressure yg tinggi
7. Kelas G
§ Semen ini semen dasar yg digunakan sampai kedalaman 8000 ft
§
§ Ditambah additive bila diperlukan dalam penggunaanya
8. Kelas H
§ Semen ini semen dasar yg digunakan sampai kedalaman 8000 ft
§ Tersedia untuk tingkat moderate sulfate resistance
§ Ditambah additive bila diperlukan dalam penggunaanya
Klasifikasi semen dari kelas A-F merupakan semen yg tidak ditambah additive dalam penggunaannya, sedangkan klasifikasi semen kelas G-H ditambahi additive bila diperlukan.
0 komentar:
Posting Komentar